Calon Rocker Pindah Rumah!

Social Experiment: Failed! Beli Follower IG dan Kena Batunya


Beli Follower IG dan Kena Batunya

Halo teman Calon Rocker!
Lo tahu kan kalau gw gak aktif di Instagram (IG), soalnya menurut gw main IG itu ribet dan terlalu banyak informasi. Tapi, menurut anak gw main Facebook itu buat bapak-bapak doang (meskipun gw emang udah bapak-bapak). Menurut dia, yang bener itu main IG aja.

Lantas gw lihat IG gw yang selalu gw isiin dengan YouTube artwork video yang bakal gw unggah di YouTube. Miris sih, cuma ada 160-an follower. Lalu gw tanya, "bagaimana caranya supaya nambah follower?". Jawaban yang gw dapatkan adalah dengan follow orang, dan minta "folbek ya kaka".
Duh! Terlalu ribet buat gw!
Gw langsung dapat ide... hmm ini bisa jadi konten social experiment yang menarik buat vlog gw. Tapi, ke mana gw harus cari follower dadakan? Lantas datanglah "dewa/dewi penyelamat" yang menawarkan untuk beli follower aja.
Gw beli 10K follower sekaligus,biar keren dong! 
Dan terjadilah percakapan di WhatsApp yang bisa lo baca di akhir artikel ini, yang berujung gw dapat follower sekitar setengahnya aja, yaitu 5K-an (dan angka itu terus turun). Ternyata yang namanya curang itu pasti kena batunya. 

Pihak penjual meyakinkan dia bahwa channelnya sudah berhasil dimonetize dengan cara ini. Wah, gw makin yakin. Gw gak usah sebutin channelnya lah ya, tar keenakan dapet sumbangan view. Tapi mungkin pihak AdSense akan tertarik dengan info ini.

Ini Beberapa Poin Gw Kena Batunya:


  1. Awalnya gw diminta nunggu 2x24 jam, karena katanya orderan gw itu jumlahnya banyak. Lah, katanya instant? Kenapa orderan diterima kalau menurut dia itu terlalu banyak? Tapi okelah, karena manurut dia "sistem dari sononya" memang begitu.
  2. Lalu angka follower gw terus menurun, katanya karena gw beli yg pasif. Tapi gw yakin jawaban untuk pembeli yang aktif adalah, "sudah dari sononya".
  3. Dia minta pemesan chat dia langsung, loh gimana gw bisa jadi calo kalo yg punya akun langsung ke dia? Dalam bisnis istilah kerennya adalah "potong kompas". Dia pasti gak mau kan hubungin gw langsung ke "pihak sononya"?
  4. Garansi yang katanya bakal terus dicoba sampai berhasil ternyata gak dijalankan, lagi-lagi dengan alasan "sistem dari sononya".
  5. Janji Refund kalau gagal juga gak dia kerjain, karena gw harus pasrah seperti yang katanya banyak "teman senasib", yang jadi korban "sistem dari sononya".
  6. Dia mau screenshot chat kami buat dia Broadcast ke Square official dia. Ya gw persilahkan sih, siapa tahu di square itu ada yang lebih pinter dari dia dan bisa kasih solusi.
  7. "Penjual" lepas tangan dengan selalu bilang "dari sononya". Menurut gw, ini konyol dan tidak bertanggung jawab.
    Coba bayangkan kalau gw isi bensin di sebuah pom bensin lantas mobil gw mogok. Menurut akal sehat kalian, apakah gw harus complain ke pom bensin atau harus ke Pertamina?

Nah, silahkan kalian baca screenshot chat ini:

Btw, ini bukan buat cari siapa yang benar dan salah ya? Udah jelas gw yang salah gak mau ber-folbekakak kaya manusia normal pada umumnya. Intinya jangan beli follower kalo gak mau ketemu skenario kaya gini. Kalo masih mau nekad, belinya jangan dari manusia yang chat sama gw ini: 





































Comments