Calon Rocker Pindah Rumah!

Distorsi

Sedikit Intro Mengenai Distorsi

Bagian ini berhubungan erat dengan yang namanya selera. Yang harus diingat, bagus itu relatif dan jelek itu absolut. Gampangnya, band heavy metal yang berhasil mendunia sudah pasti memiliki sound distorsi yang keren. Setidaknya, pada jamannya, karena trend distorsi itu terus berubah mengikuti perkembangan jaman dan tekhnologi.

Dulu gitaris metal sudah bisa berbahagia memiliki sebuah head dan kabinet Marshall, kemudian era tabung mulai bergeser ke transistor dan solid state. Suara distorsi dari tabung tetaplah suara tabung, namun selera gitarisnya tentu berubah. Suara yang dihasilkan dari amp tabung sudah terasa semakin tidak kekinian.

Bayangkan kalau distorsi yang sekarang dipakai Gojira dipakai di era Motorhead dulu, apakah akan tetap dibilang bagus? Mungkin saja tidak. Begitu juga halnya sound Korn kalau dipakai band 80an yang notabene mengutamakan clarity untuk menonjolkan permainan lead gitarnya, jelas tidak nyambung.

Salah Kaprah Tentang Distorsi

Salah kaprah yang sering dilakukan gitaris yang saya kenal adalah mereka tergila-gila pada sound yang tebal. tahu apa yang mereka lakukan? Mereka memotong semua frekuensi tinggi dan mid dan memasang setelan bass pada setelan penuh. Duh, ini bukan diskotik (atau kendaraan umum)!

Suara tebal yang mereka dengar dari idola mereka itu berasal dari hasil mixing dan mastering studio, dan itu adalah perpaduan dari frekuensi instrumen-instrumen yang ada di dalam band itu. Ada suara gitar bass dan kick drum yang turut berperan menghasilkan suara tebal yang mereka dengar.

Setting Awal

Selalu mulai dari "jam 12"! Jam 12 adalah ketika semua tombol pada panel efek atau amply kita menunjuk pada arah jam 12, yaitu tegak lurus ke atas. Tombol volume terakhir bisa kita kecualikan dalam hal ini.

Tombol-tombol itu disusun seperti itu oleh para tekhnisi dengan satu maksud, yaitu agar kita mengaturnya mulai dari kiri ke kanan. Atau, dari sisi input (gitar) ke sisi output (speaker/cabinet). Istilah yang berbeda-beda pada setiap merk memang lumayan membingungkan, namun rata-rata semua menggunakan tatanan yang sama. 

Untuk menghasilkan distorsi yang maksimal, kita perlu menerapkan "red recording", istilah yang dipopulerkan oleh Eddie Van Halen yang tergila-gila untuk memaksa amp yang dimilikinya melampaui batas kemampuannya. Hasilnya bisa didengarkan di album Balance.

Caranya, setelah semua kita set di jam 12 (dan volume di 0), maksimalkan gain, drive atau yang lain yang ada di sebelah kiri dari equalizer. Setelah itu baru menyesuaikan volume sesuai kebutuhan kita. Ingat, kita hanya membahas distorsi, bukan coloring. Jadi sementara ini abaikan chorus, reverb dan yang lainnya (kalau ada).

Dan ingat pula apa yang kita bahas tentang salah kaprah di atas.

Comments